Studi sastra adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan sastra. Sedangkan sastra adalah suatu kegiatan kreatif karya
seni. Yang termasuk studi sastra di antaranya ialah teori sastra, sejarah
sastra, dan kritik sastra.
Dalam makalah ini akan dibahas hubungan antara teori sastra,
sejarah sastra, dan kritik sastra. Namun sebelum membahas hubungan ketiganya,
perlu dipahami dulu pengertian masing-masing studi tersebut secara terpisah.
Menurut Rene Welek dan Austin Warren ( 1993: 38 ) :
Dalam wilayah
studi sastra, perlu ditarik perbedaan antara teori sastra, kritik sastra,dan sejarah sastra. Pertama-tama yang
perlu dipilah adalah perbedaan sudut pandang yang mendasar : kesusastraan dapat dilihat sebagai deretan karya yang
sejajar, atauyang ter susun secara kronologis dan merupakan bagian
dari suatu proses sejarah. Selain itu, ke
susastraan dapat
dipelajari secara umum ( melalui studi prinsip, kategori, dan criteria ) atau
secara khusus melalui telaah langsung karya sastra. Teori sastra adalah studi
prin- sip,
kategori, dan criteria, sedangkan studi karya-karya kongkret disebut kritik
sastra (pendekatan statis) dan sejarah sastra.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teori
sastra adalah studi sastra yang mempelajari seluk beluk ( prisip-prinsip ),
kategori ( jenis ), dan critertia karya sastra.
Pengertian sejarah menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang
benar-benar terjadi di masa lampau. Jadi sejarah sastra dapat diartikan sebuah
cabang sastra yang berusaha mempelajari perkembangan sastra sejak awal
pertumbuhannya ( asal usulnya ) sampai pada perkembangan sastra saat ini.
Sedangkan kritik sastra merupakan salah satu studi
sastra yang membahas tentang bagaimana menganalisis dan menilai karya sastra.
Atau dapat dikatakan bahwa kritik sastra merupakan telaah langsung karya-karya
kongkret.
Setelah memahami pengertian teori sastra, sejarah sastra,
dan kritik sastra, muncullah pertanyaan adakah hubungan antara ketiganya ?
Berikut ini akan dibahas hubungan antara teori sastra,
sejarah sastra, dan kritik sastra. Rene Welek dalam bukunya “Teori
Kesusastraan” menjelaskan bahwa,
Ketiga bidang
tadi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tak mungkin kita menyusun : teori sastra tanpa kritik sastra atau sejarah
sastra, sejarah sastra tanpa kritik sastra dan
teori sastra,dan kritik sastra tanpa teori sastra dan sejarah sastra. Teori
sastra jelas hanya dapat disusun
berdasarkan studi langsung terhadap karya sastra. Kriteria, katego ri, dan skema tidak mungkin
diciptakan secara in vacuo alias tanpa
pijakan. Sebaliknya, tidak mungkin
ada kritik sastra atau sejarah sastra tanpa satu set pertanyaan, suatu sis tem pemikiran, acuan dan generalisasi.
(1993:39)
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan timbale balik antara teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra.
Hubungan timbal balik antara teori
sastra dengan sejarah sastra :
Ø Teori sastra muncul karena telah
diadakan penyelidikan terhadap sastra (sejarah sastra) artinya sejarah sastra
sebagai pijakan.
Ø Teori sastra diperlukan untuk
mengonfirmasi tentang sejarah sastra.
Ø Sejarah sastra memerlukan teori
sastra dalam perjalanannya.
Ø Teori sastra dapat berubah dan
berkembang sesuai dengan perubahan sejarah sastra/perjalanan sejarah sastra
Hubungan timbal balik antara kritik sastra dengan sejarah
sastra:
Ø Adanya kritikan terhadap sastra
(karya sastra) mempengaruhi perjalanan sejarah sastra.
Ø Kritik sastra memerlukan bahan dari
sejarah sastra.
Ø Perkembangan sejarah sastra tidak
terlepas dari kritik sastra.
Hubungan antara teori sastra dengan kritik sastra:
Ø Dengan bermodalkan teori sastra, kita
dapat mengritik suatu karya sastra.
Ø Adanya kritik terhadap sastra, dapat
memengaruhi teori sastra. Mungkin berupa penambahan/pengurangan terhadap teori
sastra tertentu, atau dapat juga berupa konfirmasi terhadap teori sastra
tertentu.
Contoh :
Ø Karya : Chairil Anwar “Aku”
Menurut teori sastra : karya
ini berjenis puisi, bahasanya mengandung rima
Menurut sejarah sastra:
karya ini digolongkan kedalam sastra angkatan ‘45
Menurut kritik sastra :
Kata-kata dalam puisi ini padat makna, merupakan pendobrak dari
aturan-aturan yang membelenggu
Ø Karya : Sutan Takdir Alisyahbana
“Layar Terkembang”
Teori sastra : karya ini termasuk prosa
Sejarah sastra : karya ini termasuk angkatan Pujangga Baru
Kritik sastr : temanya tidak lagi masalah kawin paksa
atau adat istiadat tetapi masalah emansipasi wanita , merupakan pelopor
angkatan Pujangga Baru.