Arsip !

Senin, 02 Mei 2011

Menggelorakan Spirit Cinta Bangsa dan Negara

Berbicara nasionalisme selalu berpangkal dari kepribadian bangsa Indonesia yang luhur dan berbudi tinggi. Kepribadian bangsa Indonesia dewasa ini perlu ditumbuhkembangkan dan dipupuk.Hal ini untuk menangkal pengaruh dari sisi luar kepribadian bangsa Indonesia yang demikian deras mendera.Mengapa bisa terjadi? Mari kita instropeksi diri. Pada sisi lain dikatakan, lunturnya nasionalisme memang bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya yang paling dominan adalah akibat langsung dari gaya hidup hedonisme dan globalisasi. Terutama akibat globalisasi, jelas akan menjadikan jarak dan waktu serta lintas budaya tidak ada lagi benteng atau tamengnya.Hal ini mampu secara perlahan mengikis nasionalisme. Cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk pengembalian nasionalisme yang telah luntur dan memudar tidak terlepas dari nurani masing-masing pribadi. Kita perlu menyadari bahwa nasionalisme tersebut merupakan jiwa atau ruh ,spiritual dari dalam bangsa ini.Bangsa ini terdiri atas ruh-ruh yang mendapatkan curahan spirit mencintai tanah air,bangsa dan Negara Indonesia. Bila jiwa atau ruh tersebut tidak dipelihara dengan baik ,tentu saja keniscayaan akan menghampiri. Kita perlu selalu memupuk rasa yang ada dalam jiwa kita,terutama rasa cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia.Bila tidak kita pupuk dan tumbuhkembangkan tentu saja akan gersang da mati.Spirit cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia bisa luntur dan sirna menguap. Oleh sebab itu ,spiritual dalam diri kitalah yang harus bekerja.Perlu selalu digelorakan dengan berbagai cara untuk mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Cara yang sederhana ditanamkan yaitu pola pikir mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia,ditanamkan pula pola pikir untuk mencintai tanah air dan suku bangsa serta bahasanya yang luhur,serta ditanamkan pola pikir mencintai budaya Indonesia yang penuh adab santun, toleransi, dan cinta damai. Hal tersebut bisa melalui pendidikan formal dan nonformal. Selain menanamkan pola pikir tersebut perlu ditanamkan pola tindakan untuk mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia .Tindakan nyata dan konkrit untuk membela Negara Kesatuan Republik Indonesia dari arus deras paham –paham yang mampu merusak nasionalisme antara lain gaya hidup hedonisme dan arus globalisasi yang negative bagi kita,bisa pula aliran fasisme, fundamentalis radikal yang tentu kita tolak karena tidak sesuai dengan kita.Kita pun tak perlu ragu untuk meyatakan tindakan konkrit untuk menolak budaya asing yang tidak sesuai dengan keluhuran nilai-nilai budaya Indonesia.Dengan tindakan nyata untuk menjunjung tinggi bahasa dan budaya Indonesia sebagai tanda martabat kita. Cara –cara tersebut kiranya akan berjalan aman dan tenang karena yang ditata kembali adalah persoalan jiwa atau ruh untuk kembali menggelorakan cinta bangsa dan bahasa serta Negara Republik Indonesia kita tercinta. Jiwa atau ruh kita akan mampu merasa ikut memiliki bangsa dan negara serta melestarikan nilai-nilai luhur peradaban. Kiranya spirit nasionalisme selalu menggema di setiap nubari jiwa-jiwa ksatria pemuda-pemudi serta seluruh rakyat Indonesia.

1 komentar:

  1. Tulisan ini hanya sekadar uneg-uneg dan sebagai sarana latih peka terhadap perubahan zaman.Tulisan ini sekadar sarana latih ungkapan jiwa.Mohon kerelaan untuk memberi respon.Thanks !!

    BalasHapus

Menyamakan visi dari berbagai individu dengan talenta ,pengetahuan yang berbeda ~

Menyamakan visi dari berbagai individu dengan talenta ,pengetahuan yang berbeda ~
Belajar adalah proses~

Share

Ketahuilah, api itu panas, apalagi menceburkan diri akan terbakar kita di dalamnya. Semakin dalam semakin panas dan bahkan semakin bergolak. Karenanya jagalah dirimu jangan sampai mendekat pada api tersebut. Bentengilah diri kamu dengan iman dan taqwa.

Opinion ~_~

Simpel

Populer

Aktual

Edukasi

Prediksi soal UN_

Belajar akting?

Belajar akting?

Seni Tradisi

Seni Tradisi

Belajar Akting?

Belajar Akting?
Lgi pamitan, eee ngasih selendang putih..