Arsip !

Tampilkan postingan dengan label Linguistik Lanjut. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Linguistik Lanjut. Tampilkan semua postingan

Minggu, 20 Mei 2012

ANALISIS UJARAN PENAWARAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK



Disadari atau tidak, bahasa selalu menjadi perhatian para ilmuwan. Bahasa memang sudah menjadi objek ‘studi’ para ilmuwan. Studi yang mempelajari bahasa salah satunya adalah linguistik. Seiring dengan perkembangan zaman, linguistik juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dahulu analisis linguistik hanya hanya mencakup ranah fonologi dan fonetik, morfologi dan sintaksis, leksis dan semantik, sekarang analisis linguistik sudah berkembang ke ranah pragmatik atau wacana.
Tak terkecuali kedinamisan zaman yang di dalamnya terdapat manusia - manusia pemegang utama kendali ilmu termasuk linguistik tentunya juga demikian pesat kemajuannya. Zaman yang semakin bergerak cepat membuat manusia harus bisa menyesuaikan kondisi yang ada dengan perkembangan zaman itu sendiri. Demikian pula, individu-individu yang berusaha mencukupi kebutuhan hidup juga harus tanggap terhadap perkembangan ini. Oleh karena hal tersebut, diharapkan pedagang asongan itu harus jemput bola agar mampu meraih keuntungan dan berlomba-lomba menarik konsumen. Dalam menarik konsumen cara yang paling mudah dan sederhana tentu saja dengan pelayanan secara langsung agar konsumen bisa terlayani dengan baik dan memuaskan.
Seiring dengan hal ingin memberi pelayanan yang baik dan memuaskan kepada masyarakat yang membutuhkan , Pedagang Asongan yang berhubungan dengan konsumen secara langsung mencoba menarik simpati konsumen yang membutuhkan barang terutama makanan kecil ,kudapan ,koran dan majalah dengan cara mudah. Hal inilah yang ingin dicapai oleh Pedagang Asongan agar masyarakat terlayani lewat pelayanan dana cepat dan mudah tecermin dalam kalimat pewaranan yang singkat,lugas,mantap.
Berkaitan dengan ungkapan atau ujaran penawaran yang sering digunakan di peron stasiun Bojonegoro ,permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.bagaimana wujud ujaran penawaran dalam bahasa Indonesia?
2.bagaimana struktur ujaran penawaran dalam bahasa Indonesia?
Dengan mengacu pada latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka berikut ini dikemukakan rumusannya yaitu,”Bagaimanakah implementasi kalimat ujaran penawaran dengan Pendekatan Pragmatik?”
Dalam tujuan penelitian ditetapkan bahwa analisis ini untuk mengetahui apakah ujaran penawaran yang digunakan Pedagang Asongan tersebut sudah memenuhi standar bahasa ditinjau dari pendekatan pragmatik.
Selain hal tersebut ,analisis ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.Peneliti agar mampu menganalisi ujaran penawaran dengan pendekatan yang lainnya.
2.Masyarakat pengguna ujaran penawaran agar mampu mencermati ujaran penawaran yang lain,bisa selain di peron stasiun.
3.Masyarakat secara umum diharapkan lebih cermat terhadap manfaat konteks ujaran penawaran melalui pendekatan pragmatik.

Sekilas tentang Ujaran Penawaran
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia ,ujaran adalah tuturan atau perkataan. Sedangkan “ penawaran ” termasuk kata benda ( n ), yang bermakna proses,cara,perbuatan menawari atau menawarkan.
Apa Itu Pragmatik?
Dalam KBBI, Pragmatik ialah berkenaan dengan syarat-syarat yang mengakibatkan serasi tidaknya bahasa dalam komunikasi .( KBBI, 1993 : 177 )
Pragmatik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari hubungan antara konteks dan makna. Ilmu ini mempelajari bagaimana penyampaian makna tidak hanya bergantung pada pengetahuan linguistik (tata bahasa, leksikon, dll) dari pembicara dan pendengar, tapi juga dari konteks penuturan, pengetahuan tentang status para pihak yang terlibat dalam pembicaraan, maksud tersirat dari pembicara.
( http://id.wikipedia.org/wiki/Pragmatika )
Menurut Yule empat definisi pragmatik, yaitu (1) bidang yang mengkaji makna pembicara; (2) bidang yang mengkaji makna menurut konteksnya; (3) bidang yang, melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara; dan (4) bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu. (Yule ,1996: 3)
Thomas (1995: 2) menyebut dua kecenderungan dalam pragmatik terbagi menjadi dua bagian, pertama, dengan menggunakan sudut pandang sosial, menghubungkan pragmatik dengan makna pembicara (speaker meaning); dan kedua, dengan menggunakan sudut pandang kognitif, menghubungkan pragmatik dengan interpretasi ujaran (utterance interpretation). Selanjutnya Thomas (1995: 22), dengan mengandaikan bahwa pemaknaan merupakan proses dinamis yang melibatkan negosiasi antara pembicara dan pendengar serta antara konteks ujaran (fisik, sosial, dan linguistik) dan makna potensial yang mungkin dari sebuah ujaran ujaran, mendefinisikan pragmatik sebagai bidang yang mengkaji makna dalam interaksi (meaning in interaction).
Leech (1983: 6 (dalam Gunarwan 2004: 2)) melihat pragmatik sebagai bidang kajian dalam linguistik yang mempunyai kaitan dengan semantik. Keterkaitan ini ia sebut semantisisme, yaitu melihat pragmatik sebagai bagian dari semantik; pragmatisisme, yaitu melihat semantik sebagai bagian dari pragmatik; dan komplementarisme, atau melihat semantik dan pragmatik sebagai dua bidang yang saling melengkapi.
Dari pengertian-pengertian pragmatik yang diungkapkan para pakar bahasa tersebut , dapat disimpulkan bahwa untuk menganalisis linguistik kalimat tidak bisa terlepas dari konteksnya. Analisis kalimat tanpa konteks / ekstralingual akan mengaburkan pesan atau makna.
Untuk memahami konteks ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1.Siapa penutur kalimat tersebut.
2.Ditujukan kepada siapa kalimat tersebut.
3.Apa tujuan kalimat tersebut.
4.Bagaimana situasi dan kondisi saat kalimat tersebut dituturkan.

Analisis sebagai berikut:

Data yang dianalisis:

Saat siang hari di peron stasiun Bojonegoro.
Pedagang Asongan 1 : “Teh,aqua dingin Mbak?”
Pedagang Asongan 2 : “Jawa Pos,Pak?”
Pedagang Asongan 3 : “Wingko anget,jenang ,Bu?”
Penumpang 1 : “Aqua saja.”
Penumpang 2 : “Tidak.”
Penumpang 3: “Ada tisu?”

Dari data tersebut dapat dianalisis meliputi :

1.Form (bentuk) Kalimat Tanya
2.Struktur Kalimat:Barang yang Ditawarkan + Kata Sapaan?
3.Meaning (Makna yang ditangkap otak) Ditanya apakah seseorang tersebut (penumpang) membutuhkan barang yang ditawarkan (teh,aqua dingin,Jawa Pos,wingko anget,jenang)
4.Makna Penutur Makna yang dimaksud oleh penutur yaitu menawarkan barang yang dijual oleh Pedagang Asongan kepada penumpang (konsumen).
Menawarkan teh,aqua dingin,Jawa Pos,wingko anget,jenang.
5.Fungsi bahasa pada ujaran tersebut adalah berfungsi Transaksional karena penutur bermaksud menyampaikan ide (pesan),
6.Konteks secara Linguistik bahwa Ujaran dalam data tersebut berbentuk kalimat tanya
7.Konteks secara Ekstralinguistik yaitu
-Penutur :Pedagang Asongan,
-Pendengar:Penumpang Kereta Api (konsumen),
-Topik : Penawaran
-Lokasi :Stasiun Bojonegoro,
-Situasi :Tidak Resmi,
-Medianya berupa bentuk Ujaran
8.Tindakan Mental meliputi :
-Presuposisi
Pedagang asongan yang menawarkan tersebut berkeyakinan bahwa orang yang diajak bicara diyakini membutuhkan barang yang ditawarkan.
-Implikatur
Dalam ujaran tersebut yang berupa kalimat tanya berupa penawaran
-Inferensi
Ada pada orang yang mendengarkan yaitu konsumen diminta membeli
9.Deiksis meliputi :
-personal / orang :kata sapaan
-temporal : siang hari karena ada ujaran teh,aqua dingin.
Dalam ujaran tersebut teh,aqua dingin biasanya atau pada umumnya diminum di siang hari.
-Spasial : dalam ujaran tersebut biasa digunakan di peron stasiun.

10.Kaidah Percakapan adalah Hubungan (relevansi) pedagang dan konsumen.
11.Makna Lokusi Makna yang dinyatakan dalam ujaran.
Dapat diketahui bahwa ujaran tersebut berupa kalimat menanyakan.
12.Makna Ilokusi adalah Makna yang dipahami oleh pendengar,maka dapat disimpulkan bahwa dalam ujaran tersebut konsumen ditawari barang.
13.Makna Perlokusi adalah Makna yang diinginkan oleh penutur yaitu Pedagang Asongan berharap dagangan yang ditawarkan tersebut dibeli.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memahami teks tanpa memahami konteks akan kesulitan menangkap pesan atau makna yang dikandungnya.
Oleh karena itu ,pemahaman terhadap teks harus dikaitkan dengan konteksnya.

Demikian pula ujaran penawaran yang digunakan oleh Pedagang Asongan memang sangat tepat sesuai dengan konteks yang ada.

Diharapkan ada telaah atau penelitian lebih lanjut tentang ujaran penawaran yang lain dengan pendekatan yang lain.



DAFTAR PUSTAKA

Gunarwan, Asim. 2004. Dari Pragmatik ke Pengajaran Bahasa
(Makalah Seminar Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah). IKIP Singaraja.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1997.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.
Thomas. Jenny. 1995. Meaning in Interaction: an Introduction to Pragmatics. London/New York: Longman.
Yule, George. 1996. Pragmatics. Oxford. Oxford University Press.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pragmatika


Menyamakan visi dari berbagai individu dengan talenta ,pengetahuan yang berbeda ~

Menyamakan visi dari berbagai individu dengan talenta ,pengetahuan yang berbeda ~
Belajar adalah proses~

Share

Ketahuilah, api itu panas, apalagi menceburkan diri akan terbakar kita di dalamnya. Semakin dalam semakin panas dan bahkan semakin bergolak. Karenanya jagalah dirimu jangan sampai mendekat pada api tersebut. Bentengilah diri kamu dengan iman dan taqwa.

Opinion ~_~

Simpel

Populer

Aktual

Edukasi

Prediksi soal UN_

Belajar akting?

Belajar akting?

Seni Tradisi

Seni Tradisi

Belajar Akting?

Belajar Akting?
Lgi pamitan, eee ngasih selendang putih..