Arsip !

Jumat, 01 Oktober 2010

Opini tentang Guru Profesional

Berbicara masalah pendidikan, tentu tidak akan ada habisnya. Selama zaman bergerak secara dinamis, maka dinamika pendidikan pun akan mengikutinya.
 Saat dunia pendidikan berbenah untuk menformat dirinya , tentu di dalamnya guru sebagai ujung tombaknya mau tidak mau, dan harus dimulai dari guru yang bersangkutan untuk mengubah pola pikir, pola tindakan, pola social, pola kepribadian, pola spiritualitas untuk menuju sesuai harapan pemerintah saat ini.
Demikian pula, dari aspek guru atau pengajar, sesuai Undang – Undang Nomor 14 tahun 2005 yang mengamanatkan bahwa guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana (S1 atau D4). Selain kualifikasi akademik, seorang guru juga dituntut memiliki kompentensi pedagogik, kompetensi sosial,kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Guru – guru yang memiliki kualifikasi akademik minimal S1 dan memiliki empat kompetensi tersebut merupakan guru profesional.Akan tetapi ,apakah semua guru sudah seperti yang diharapkan Undang – Undang Nomor 14 tahun 2005 tersebut ?
 Selain beberapa hal yang disebutkan di atas , tentu saja guru yang ingin berbenah harus meningkatkan kompetensi secara terus – menerus . Selain itu , ranah pedagogic, ranah social dan ranah kepribadian yang mendeskripsikan profesional tersebut.
Guru sebagai subjek di sini berusaha membentuk pola pikr. Bila dulu pola pikir atau paradigma selalu terfokus kepada sesuatu yang mengacu dari pusat ke daerah ( desentralisasi ) dengan pola menunggu. Saat ini , sejalan diberlakukan School Base Management ( SBM ) dan KTSP guru diharapkan pola pikirnya dari bawah ke atas ( bottom – up ) . Sekadar contoh saja, bila guru belum siap program baik program pelaksanaan mengajar sampai kepada program penilaian ,pengayaan dan perbaikan tentu hal ini juga akan membuat hasil ketuntasan belajar siswa tidak optimal.Demikian pula kaitannya dengan sarana pendukung,semisal sumber atau alat belajar seperti Lembar Latihan bagi Siswa atau buku diktat dan buku penunjang tidak ada sama sekali, itu pun juga mempengaruhi ketuntasan belajar siswa.
Selain hal tersebut,guru juga diharapkan mampu mengolah pola tindakan yang sistematis. Tindakan guru yang bersistem akan mengerucut dengan sendirinya sesuai perkembangan zaman. Dalam pola social, diharapkan guru semakin memahami, menumbuhkembangkan kepekaan dan empati, sehingga gejala – gejala social yang kurang baik bisa diminimalkan. Hal ini akan membentuk kemitraan yang baik dan menyenangkan ,baik secara horisontal dan vertikal .Semisal,antara guru dengan siswa , guru dengan teman sejawat dan atasan serta institusi terkait.
Guru memiliki kepribadian yang tentu beragam. Dari sinilah kiranya pola kepribadian sosok guru diharapkan ideal. Idealitas guru dapat dilihat dari kepribadiannya. Kepribadian ini akan membentuk jati diri dan identitas. Hal ini memang membutuhkan perjalanan waktu. Tidak sekadar membalik tangan, identitas dan atau jati diri yang berkarakter melekat pada sosok guru.
Pola spiritualitas seorang guru tidak hanya sekadar stempel beragama, melainkan perwujudan spiritualitas tersebut berwujud konkret dan terpola sebagai identitas pribadi yang berintegritas.
 Kompetensi pedagogic, social, serta kepribadian seseorang guru secara terus menerus diasah. Hal tersebut untuk menjadi prasyarat sebagai guru professional.Selain itu ,guru profesional bisa dilihat dari karakter integritas dan kecakapan hidup yang meliputi jasmani dan rohani.Meningkatkan hal tersebut bisa difasilitasi oleh pribadi dan mandiri ,bias pula oleh institusi yang menaungi guru. Salah satu contoh adalah forum guru _ apapun namanya_ akan memfasilitasi guru menyamakan visi dan misi. Hal tersebut sesuai dengan pilar professional yaitu keahlian, tanggung jawab, kesejawatan atau kemitraan .
Berbenahnya dunia pendidikan perlu dan mendesak, karena pendidikan adalah bentuk kegiatan transformatif dengan tujuan membangun karakter secara integritas , kecakapan hidup yang sasarannya adalah siswa.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menyamakan visi dari berbagai individu dengan talenta ,pengetahuan yang berbeda ~

Menyamakan visi dari berbagai individu dengan talenta ,pengetahuan yang berbeda ~
Belajar adalah proses~

Share

Ketahuilah, api itu panas, apalagi menceburkan diri akan terbakar kita di dalamnya. Semakin dalam semakin panas dan bahkan semakin bergolak. Karenanya jagalah dirimu jangan sampai mendekat pada api tersebut. Bentengilah diri kamu dengan iman dan taqwa.

Opinion ~_~

Simpel

Populer

Aktual

Edukasi

Prediksi soal UN_

Belajar akting?

Belajar akting?

Seni Tradisi

Seni Tradisi

Belajar Akting?

Belajar Akting?
Lgi pamitan, eee ngasih selendang putih..